Berangkat dari fenomena yang belakangan menjadi sorotan di media publik kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung terkait akan berakhirnya masa jabatan rektor saat ini, maka sejatinya tulisan ini pun bertujuan untuk memberikan penilaian dengan konsep dan versi lain berdasarkan riset terbatas yang telah dilakukan selama beberapa hari kebelakang menyangkut kinerja dari Prof. Mahmud selama menjabat sebagai rektor. Ada dua hal yang pasti terkait hal ini, yaitu ada yang baik (keren, kece, impressive, edan pisan, dll) dan buruk (jelek, tidak jelas, perlu evaluasi, gak niat, dll).
Harap-harap tulisan ini mampu terjangkau oleh beliau sang rektor. Sehingga di sisa masa kerjanya ini setidaknya beliau tahu dan sadar akan beberapa kekurangan yang mesti ia selesaikan ataupun jika memang waktu tidak memungkinkannya maka tulisan ini pun berlaku pula bagi rektor penerus selanjutnya. Sudah hal pasti ini bukan bentuk kebencian kepada sang rektor, adapun inilah salah satu bentuk kepedulian kami mahasiswa terhadap kampus, juga bentuk aktualisasi dari rasa “UIN-isme” yang kami miliki sebagai mahasiswa yang bernaung di kampus tercinta ini.
Nilai: D
1. Kampus Tidak Ramah Disabilitas
Sudah sepatutnya dan sudah seharusnya orientasi pembagunan fasilitas publik itu bersifat ramah disabilitas. Hal ini yang belum sama sekali maksimal dilakukan oleh pihak kampus selama masa kepemimpinan Prof. Mahmud sebagai rektor. Hal ini tentu menjadi catatan merah yang harus segera diselesaikan.
Solusi:
- Merenovasi secara bertahap setiap gedung dan bangunan agar ramah bagi kaum disabilitas terutama di kampus 1.
- Membangun fasilitas ataupun gedung yang ramah disabilitas di kampus 2 selagi masih dalam tahap pembangunan, sebelum terlambat seperti apa yang terlihat di kampus 1.
- Menghadirkan kesamaan hak atau akses yang serupa bagi kaum disabilitas saat akan menjadi mahasiswa di UIN Sunan Gunung Djati Bandung ataupun setelah menjadi mahasiswa (tidak intimidatif).
Nilai: C
1. Sistem Keamanan Kampus
Banyaknya kejadian pencurian dan perusakan aset (vandalisme) di dalam kampus baik dilakukan oleh masyarakat internal kampus ataupun eksternal kampus menandakan betapa rapuh dan bobroknya sistem keamanan yang ada. Hal ini menjadi penting untuk ditindaklanjuti secepatnya sebab perasaan tidak aman, tidak nyaman, tidak tenteram di “rumah sendiri” kiranya sangatlah tidak pantas untuk dibiarkan.
Solusi:
- Perbanyak jangkauan CCTV di tiap sudut kampus terutama di tempat yang rawan tindak-tindak pencurian ataupun perusakan sehingga seminimalnya pelaku tersebut dapat diketahui dan diproses secara adil.
- Maksimalkan dan evaluasi kinerja unit keamanan kampus. Hal yang penting adalah terkait wilayah pembagian tugas dan jam kerjanya. Buat lebih sistematis dan jelas alur pergerakannya serta spot mana saja yang harus diperhatikan secara lebih intens.
- Hadirkan sistem screening pada tiap jalur masuk kampus agar tidak banyak “orang asing” masuk ke daerah kampus tanpa pendataan yang jelas.
2. Realisasi Program MBKM (MERDEKA BELAJAR-KAMPUS MERDEKA)
Seperti gajah yang kehilangan gadingnya, bagai singa yang kehabisan aumannya dalam konteks MBKM ini UIN Sunan Gunung Djati sebagai “UIN NOMOR 1 DI INDONESIA” dapatlah dikatakan sangat jauh tertinggal dan terbelakang dari segala macam aspek apa pun terkait MBKM ini. Artinya, pengaktualisasian program MBKM ini tidak berjalan “keren” seperti apa yang dilakukan oleh perguruan tinggi lainnya.
Solusi:
- Pada sisa-sisa masa kerjanya ini, haruslah Prof. Mahmud memberikan rancangan grand design dengan skema dan perluasan ide yang “low hanging fruit” yang sifatnya akomodatif dan modifikatif.
- Melakukan rekonsepsi terhadap program MBKM ini yang kemudian hasilnya mesti terdistribusikan dengan jelas pada setiap fakultas yang ada
3. Kualitas dan Kinerja Dosen
Dari segi akademik, poin inilah yang sangat krusial. Hal tersebut dikarenakan the main purpose dari kuliah adalah belajar, menuntut ilmu. Sehingga ini menjadi objek penting untuk terus dievaluasi supaya kualitas KBM tetap terjaga kualitasnya atau bahkan ditingkatkan. Sayangnya, masih banyak ditemukan pengajar yang tidak profesional baik dari kualiatasnya maupun kinerjanya yang kerap kali mengabaikan tugas utamanya, yaitu mengajar.
Tidak tahu apalah alasannya, mungkin terkungkung oleh pengejaran kredibilitas akreditasi yang menyebalkan.
Solusi:
- Optimalkan sistem evaluasi kinerja dosen, bahkan jangan ragu untuk mengeluarkan sanksi bagi dosen yang tidak berlaku profesional.
- Sistem rekrutmen dosen harus memiliki proses yang teliti dan tidak sembarangan.
Nilai: B
1. Sistem Finansial Kampus (UKT)
Mesti diakui bersama bahwasanya kebijakan menyangkut aspek finansial di kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung dapatlah dikatakan baik, terutama saat kondisi dunia masih diterpa oleh wabah pandemi Covid-19. Banyak kebijakan yang telah dikeluarkan menyangkut hal tersebut mulai dari pemotongan UKT seluruh mahasiswa, diberikan kelonggaran waktu pembayaran, atau bahkan sistem cicilan yang pernah diterapkan. Kebijakan itu pun masih ada yang berlaku hingga saat ini (pasca pandemi).
Meskipun kerap terdengar sarkas-satire yang berbunyi “UKT ELITE FASILITAS SULIT” rasanya hal ini perlu ditelaah dan dipelajari lagi lebih seksama dengan data yang jelas. Jika kita bandingkan UKT UIN Sunan Gunung Djati sebagai salah satu kampus negeri di Jawa Barat dengan kampus negeri lainnya, agaknya masyarakat atau khususnya mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati mesti bersyukur karena nilai rupiah tiap kategorisasi di UIN Sunan Gunung Djati dibandingkan dengan kampus negeri di Jawa Barat lainnya dapat dikatakan berada di posisi menengah.
Artinya, kata “elite” yang kerap disandingkan tersebut kuranglah relevan jika menggunakan konsep perbandingan yang bahkan dapat diteliti dan dilakukan pula secara mandiri oleh seluruh mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Saran:
- Jika memungkinkan lebih baik menghadirkkan sistem informasi khusus mengenai kebijakan finansial kampus. Agar ada bentuk transparansi nyata yang diterima secara informatif kepada mahasiswa.
- Permudah akses mahasiswa yang ingin melakukan banding kategori UKT yang diterimanya. Sehingga terdapat interaksi dua arah yang tidak saling memberatkan.
2. Fasilitas Kampus
Berhubungan dengan poin sebelumnya, aspek infrastruktur pun akan selalu menjadi sorotan yang gurih untuk selalu diperbincangkan. Ditinjau dari aspek “Pengadaan” tentunya hal ini haruslah diberi pujian tentang bagaimana UIN Sunan Gunung Djati Bandung secara progresif melakukan pembangunan luar biasa terutama di kampus 2. Banyak sekali fasilitas-fasilitas yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa, salah satu yang populer adalah Sport Centre. Kemudian, contoh pengadaan fasilitas lainnya adalah dengan digantinya seluruh teknologi proyektor di hampir seluruh ruangan kampus dengan Smart TV LED. Tentunya ini merupakan terobosan yang keren yang telah dilakukan di tengah era perkembangan teknologi yang masif ini.
Akan tetapi, hal yang kerap menimbulkan kritik keras adalah terkait aspek “Pengelolaan dan Pemeliharaan”. Terdapat beberapa fasilitas kampus yang perlu diperhatikan secara khusus. Contohnya toilet, yang dinilai sangat perlu pemugaran dan perlu peningkatan kebersihannya. Kemudian zona parkir yang ruwet dan tidak tertata rapih. Mungkin kedua hal itulah yang kerap menjadi topik kritik yang dikeluhkan oleh mahasiswa. Namun, secara eksponensial masalah kebersihanlah baik di dalam kelas ataupun di lingkungan kampus yang menjadi keresahan utama terkait problematika fasilitas kampus ini.
Dari proses wawancara atau riset terbatas yang dilakukan memang masalah kebersihan dan lahan parkiranlah yang paling sering disebut oleh mahasiswa. Akan tetapi, mesti pula disadari bahwasanya masalah tersebut juga memerlukan kesadaran dari seluruh pihak terutama mahasiswa. Beberapa narasumber pun mengamini hal tersebut bahwa ada porsi mahasiswa juga yang berkewajiban menumbuhkan kesadaran dalam memelihara dan menjaga lingkungan kampus tetap bersih. Walaupun sudah ada petugas kebersihan, bukanlah sebuah kesalahan apabila kesadaran menjaga lingkungan terus dijunjung tinggi.
Selanjutnya, masalah parkiran yang tak kalah seru untuk dibahas. Sebenarnya lahan parkir di UIN Sunan Gunung Djati Bandung khususnya kampus 1 cukup untuk dikatakan luas, namun betul permasalahannya adalah posisinya tidak strategis dan dan aturan tempatnya yang tidak jelas sehingga kesannya berantakan tidak beraturan. Jadi, masalah sebenarnya adalah bukan luas parkirannya yang kurang tetapi penataannya yang kacau dan satu lagi adalah jumlah mahasiswa yang membawa kendaraan pribadi semakin bertambah tentu ini masalah yang jarang disadari.
Saran:
- Pemugaran toilet di beberapa gedung harus segera dilakukan.
- Hadirkan pengaturan sistem parkir yang akomodatif terkait tempat atau lahan yang digunakan.
- Melakukan pembatasan kendaraan pribadi bagi seluruh masyarakat Kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
- Buat sistem pengaduan terkait fasilitas kampus yang dapat diakses oleh mahasiswa supaya permasalahan fasilitas kampus baik pengadaan maupun pemeliharaan mampu terdata dan tersampaikan secara cepat, tepat, dan jelas.
Nilai: A
1. Kampus Berprestasi – Citra Baik Kampus
Selama masa kepemimpinan Prof. Mahmud ini UIN Sunan Gunung Djati Bandung telah berhasil meraih beberapa prestasi yang luar biasa. Salah satu, implikasi positif dari hal tersebut tentunya menambah citra baik kampus di mata masyarakat secara umum. Selain itu, beberapa lembaga survey atau penilai kualitas kampus pun turut menambah citra positif dan keunggulan kampus UIN dari beberapa aspek dan variabel yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Tentu ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi kampus dan terutama mahasiswa berkat raihan predikat dan prestasi yang telah dimenangkan oleh kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Berikut beberapa catatan cemerlang prestasi dan kebanggaan UIN Sunan Gunung Djati Bandung selama masa kepemimpinan Prof. Mahmud:
- Terakreditasi sebagai Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) produk makanan dan minuman.
- Lembaga publik informatif tahun 2022.
- Peringkat 1 PTKIN versi Webometrics tahun 2021.
- Peringkat 1 PTKIN versi Webomertics tahun 2023.
- Peringkat 2 Universitas terbaik se-Indonesia versi Scimago Institutions Rankings 2021.
- Peringkat 1 PTKIN dan peringkat 16 Universitas se-Indonesia versi Scimago Institutions Ranking 2023.
Tentunya catatan di atas masih sebagian dari prestasi yang pernah dicapai oleh UIN Sunan Gunung Djati Bandung selama periode Prof. Mahmud memimpin. Sudah sepatutnya hal baik dipertahankan bahkan ditingkatkan semaksimal mungkin sembari menunjang kualitas pendidikan yang diberikan kepada mahasiswanya juga.