The Feynman Technique: Belajar Jadi Mudah

Namanya sekolah ataupun kuliah tentunya penting sekali untuk menjaga konsistensi dalam belajar. Belajar tentunya merupakan kewajiban mutlak dan hakiki bagi seluruh pelajar tak terlepas berapa usianya, jurusannya, jabatannya dan apapun. Selagi seseorang tersebut masih menyandang status sebagai pelajar maka belajar menjadi wajib hukumnya. Satu hal yang pasti terkait aktivitas belajar ini, yaitu rasa malas yang menghantui. Percayalah bahwa semua orang terutama para pelajar akan terus dihantui oleh “setan” macam itu yang akan terus-menerus menggoda agar para pelajar jauh dari ilmu pengetahuan.

Oleh karena itu, berikut akan disajikan salah satu metode belajar yang tentunya sangat wajib untuk dicoba dan dilakukan kaum pelajar dalam menanggulangi rasa malas, berat, susah paham dalam aktivitas belajarnya, dan keluhan lainnya. Metode ini disebut dengan THE FEYNMAN TECHNIQUE. Teknik ini dicetuskan oleh seorang fisikawan berkebangsaan Amerika bernama Richard Feynman yang semasa hidupnya berfokus pada lingkup perkembangan elektrodinamika kuantum dan modifikasi fungsi atom pada bidang alutsista pertahanan. Melalui karya-karyanya di bidang tersebut pulalah dia meraih penghargaan tertinggi bagi seorang akademisi yaitu Penghargaan Nobel pada tahun 1965. Akan tetapi, secara informal dia menolak penghargaan tersebut dengan alasan yang masih belum jelas.

Dengan sedikit latar belakangnya tersebut tentu rasanya cukup untuk mengetahui bahwasanya dia merupakan seorang yang sangat pintar dan cerdas. Sehingga, tidak salah untuk belajar darinya terkait metode seperti apa yang digunakannya ketika belajar dan memahami materi yang sedang ingin dikuasai.

The Feynman Technique ini merupakan teknik belajar yang cukup terstruktur, dimana terdapat 4 tahapan yang identik dengan teknik belajar ini

Tahap 1 : Belajarlah seperti biasanya dengan fokus dan teliti terutama pada bagian-bagian yang dianggap sulit.

Tahap 2 : Mulai jelaskanlah secara lisan topik-topik yang kamu pelajari tadi kepada orang lain yang unfamiliar terhadap topik tersebut ataupun kepada diri sendiri dengan menggunakan bahasa yang lebih sederhana dan yang terpenting kamu memahaminya. Jadi, jika kamu memilih untuk menjelaskannya kepada orang lain hal yang perlu diingat adalah tujuannya bukan untuk membuat mereka mengerti secara mutlak. Akan tetapi, hal tersebut anggaplah sebagai tes lisan dalam menguji pemahaman kamu terhadap materi yang telah kamu pelajari.

Tahap 3 : Identifikasilah bagian-bagain yang dirasa kurang maksimal dan pahami titik kelemahannya.

Tahap 4 : Apabila kamu tersendat-sendat dan kesulitan untuk menjelaskannya, artinya kamu belum memahaminya dengan baik. Sehingga, pahami kembali topik tersebut dan temukanlah kalimat atau penganalogian yang relevan sehingga memudahkanmu dalam menjelaskan materi tersebut. Oleh karena itu, wajib hukumnya menurut Feynman untuk setiap pembelajar memiliki referensi yang proporsional.

Banyak orang mengatakan bahwa teknik ini persis seperti apa yang dilakukan oleh guru SD ataupun TK. Dikarenakan kita dituntut untuk menemukan “jalan pintas” supaya materi atau topik pembelajaran yang ada mudah untuk dipahami dengan pembawaan dan tutur bahasa yang sederhana.

Tentulah teknik ini merupakan satu dari banyak metode efektif lainnya yang dapat dicoba oleh kaum-kaum pelajar. Bahkan bukan tidak mungkin kamu memiliki metode belajar sendiri yang memudahkan dalam memahami materi dan topik pembelajaran yang ada di depanmu. Intinya yang terpenting adalah jangan lupakan BELAJARNYA terlepas bagaimana pun caranya.

 

 

Share It

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terkait