Dalam falsafah kehidupan seringkali terjadi hal-hal yang mungkin tidak diinginkan. Seperti halnya ketika seseorang individu telah berjuang mati-matian untuk memperoleh hasil yang memuaskan, tapi takdir Allah jika sudah berkehendak maka itu semua bisa terjadi. Hasil yang tadinya diperkirakan memuaskan malah sebaliknya, hal ini sangat berkaitan dengan lafadz Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 286 adalah berikut:
لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا
Artinya: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”
Ketika usaha seorang hamba tidak seimbang dalam perihal kehidupan, misal ia rajin beribadah tapi dalam perihal belajar ia sebaliknya, maka tidak menutup kemungkinan hasil yang diperoleh mungkin akan sedikit mengecewakan. Ada istilah yaitu “cokro manggilingan” yang artinya kehidupan itu berputar dan sejatinya senantiasa meraih kehidupan dunia untuk menghadapi falsafah itu yaitu “Triwikromo”, yakni artinya masa lalu, masa sekarang, dan masa depan.
Dengan bisa menguasai hal tersebut maka akan bisa mengendalikan “cokro manggilingan”. Itu karena anda sudah paham dengan naik turunnya hidup tak lagi berpengaruh, ketika di bawah anda tidak merasa kesakitan dan ketika di atas tidak akan lupa diri inilah ideologi waktu sekular.
Di sebuah lembaga pasti tidak luput dengan peringkat atau yudisium, itu hanyalah tolak ukurmu dalam belajar. Seberapa rajin anda belajar untuk menggapai cita-cita, perlu di tanda kutip bahwasanya orang yang belum pernah mengalami kegagalan dalam hidup, ia berarti orang yang selalu ingin berada di jalur aman saja, karena ia selalu berupaya berada dijalur yang aman.
Dengan seseorang mengalami kegagalan akan muncul daya semangat juang untuk berhasil di kesempatan berikutnya karena jiwanya telah memiliki semangat yang membara. Mungkin orang yang tidak pernah mengalami kegagalan tapi memiliki semangat juang yang tinggi, hal itu tidak menutup kemungkinan ia memiliki latar belakang sehingga membangkitkan semangat juang ingin merubah nasib itulah mungkin yang mempengaruhi dirinya, dalam Surat Al- Insyirah ayat ke-6 dijelaskan yakni:
إِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا
Inna ma’al-‘usri yusrā
Artinya, “Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”
Perlu diingat sepahit apapun masa lalumu jadikanlah hal tersebut sebagai acuan untuk bisa mengintropeksi diri, kemudian menjadikan hal tersebut sebagai motivasi yang besar bahwasanya kelak di masa depan akan menjadi orang yang sukses, meskipun ketika di masa lalu kamu telah berjuang mati-matian untuk menggapai prestasi terbaik, tapi hasilnya bertolak belakang, itu berarti kamu satu langkah akan menuju kesuksesan yang menantimu.
Banyak tokoh-tokoh besar yang sebelum dirinya mengalami kesuksesan ia mengalami kegagalan terlebih dahulu, contohnya seperti tokoh ulama besar Ibnu Hajar Al-Asqalani yang dulunya Ia sangat sulit menghafal kemudian Ia datang ke sebuah gua dan melihat batu yang tertetesi sehingga menjadi lubang yang semulanya lubang kecil menjadi lubang besar, dari situlah Ibnu Hajar termotivasi oleh sebuah batu “Dannia”, berjuang kembali lagi berjuang menghafal, yang tadinya sangat sulit menjadi mudah karena Ia termotivasi oleh sebuah batu. Kemudian misal Mark Zuckerberg, Ia di DO (Drop Out) dari Universitas Harvard lantaran Ia ingin fokus dengan dengan platform yang telah diciptakan yaitu facebook, yang merupakan jejaring sosial media yang mendunia. Bukan hanya didrop out sebelumnya ketika di kampus pun Ia pernah ditolak berkali-kali dalam direktori oleh pihak kampus tapi ia tidak pantang menyerah dan terus berjuang hingga saat ini ia menikmati hasilnya.
Jadikanlah setiap langkahmu sebagai yang akan membuatmu menjadi orang yang besar di masa yang akan datang.
طاعة الوالدين والمعلمين هي الطريق إلى النجاح مَنْ جَدَّ وَجَدَ