Mengenang tragedi 17 Juli lalu : Pembelajaran Untuk Masa Depan

Pada tanggal 17 Juli, dalam rentang tahun yang berbeda, bangsa kita diuji dengan serangkaian tragedi yang menyisakan duka mendalam dan pelajaran berharga. Mulai dari ditembak jatuhnya pesawat sipil, pecahnya konflik horisontal, bencana alam yang meluluhlantakkan, hingga serangan terorisme. Peristiwa-peristiwa ini, meskipun berbeda konteks, sejatinya adalah pengingat kolektif bagi kita semua akan pentingnya kesiapsiagaan, persatuan, toleransi, dan kewaspadaan.

Sebagai Kementerian Kajian Isu dan Strategis, kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk sejenak menoleh ke belakang, bukan untuk larut dalam kesedihan, melainkan untuk menarik hikmah dan memperkuat ketahanan bangsa. Mari kita ingat kembali empat peristiwa penting yang terjadi pada tanggal 17 Juli:

1. Tragedi Penembakan Malaysia Airlines MH17 (17 Juli 2014)

Sumber gambar: https://ichef.bbci.co.uk/ace/standard/624/cpsprodpb/1835D/production/_107456199_mh17_impact_location_624v2-nc.jpg.webp

Sumber gambar: https://static.republika.co.id/uploads/images/headline_slide/hakim-ketua-hendrik-steenhuis-kanan-menunjuk-saat-ia-dan_210527223506-728.jpg

Sebelas tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 17 Juli 2014, dunia dikejutkan oleh sebuah peristiwa tragis yang merenggut 298 nyawa tak berdosa. Malaysia Airlines penerbangan MH17, yang sedang dalam perjalanan dari Amsterdam menuju Kuala Lumpur, jatuh di wilayah udara Ukraina timur. Pesawat sipil tersebut ditembak jatuh oleh rudal BUK, sebuah tindakan keji yang mengguncang rasa kemanusiaan kita semua.

Tragedi MH17 bukan sekadar catatan kelam dalam sejarah penerbangan. Ini adalah pengingat pahit tentang dampak mengerikan dari konflik bersenjata dan pentingnya menjaga perdamaian serta hukum internasional. Sebagai Kementerian Kajian Strategis, kami merasa berkewajiban untuk tidak hanya mengenang para korban, tetapi juga mengambil pelajaran berharga dari insiden ini untuk kemaslahatan bersama.

Apa yang Terjadi pada MH17? Sebuah Kronologi Singkat:

Pesawat Boeing 777 tersebut ditembak jatuh di atas wilayah yang saat itu menjadi zona konflik antara pasukan pemerintah Ukraina dan kelompok separatis yang didukung Rusia. Investigasi internasional yang ekstensif, yang dilakukan oleh Tim Investigasi Gabungan (JIT) yang dipimpin Belanda, menyimpulkan bahwa rudal BUK yang menembak jatuh MH17 berasal dari Brigade Rudal Anti-Pesawat ke-53 Rusia yang berbasis di Kursk, Rusia. Rudal tersebut ditembakkan dari sebuah lapangan pertanian di dekat Pervomaiskyi, Ukraina timur, wilayah yang saat itu berada di bawah kendali separatis.

Mengapa Penting untuk Mengingatnya?

• Penghargaan bagi Para Korban: Mengenang MH17 adalah bentuk penghormatan tertinggi bagi 298 jiwa yang gugur, termasuk 43 warga negara Malaysia dan 12 warga negara Indonesia. Mereka adalah individu-individu dengan mimpi, keluarga, dan masa depan yang direnggut secara paksa.

• Mencari Keadilan: Hingga saat ini, upaya untuk membawa pelaku ke pengadilan masih terus berlangsung. Mengingat tragedi ini adalah bagian dari desakan kolektif kita untuk memastikan bahwa keadilan ditegakkan dan mereka yang bertanggung jawab atas kejahatan keji ini menerima hukuman setimpal.

• Pelajaran tentang Konflik: Insiden MH17 menunjukkan secara gamblang betapa bahayanya konflik bersenjata, terutama di wilayah yang padat penduduk. Konflik tidak hanya berdampak pada pihak-pihak yang bertikai, tetapi juga dapat merenggut nyawa warga sipil yang tidak bersalah.

• Pentingnya Hukum Internasional: Tragedi ini menegaskan kembali urgensi penegakan hukum internasional dan penghormatan terhadap kedaulatan wilayah udara setiap negara. Ruang udara sipil haruslah aman dari segala bentuk ancaman militer.

• Peran Informasi dan Propaganda: Dalam konteks tragedi MH17, kita juga menyaksikan bagaimana informasi dan propaganda dapat dimanipulasi. Penting bagi kita untuk selalu kritis dalam menerima informasi dan mencari kebenaran dari sumber yang kredibel.

Peran Kita sebagai Masyarakat:

Sebagai masyarakat yang beradab, kita memiliki tanggung jawab untuk:

• Menyebarkan Kesadaran: Mari kita terus menyebarkan kesadaran tentang tragedi MH17 dan pelajaran yang dapat diambil darinya kepada generasi mendatang.

• Mendukung Upaya Keadilan: Dukungan terhadap upaya penegakan hukum dan pencarian keadilan bagi korban adalah bentuk solidaritas kita.

• Mendorong Perdamaian: Mengambil peran aktif dalam mendorong dialog dan penyelesaian konflik secara damai, baik di tingkat nasional maupun internasional.

• Memerangi Disinformasi: Bersikap waspada terhadap berita palsu dan propaganda, serta berpegang teguh pada fakta dan kebenaran.

Sebelas tahun berlalu, namun luka akibat Tragedi MH17 masih terasa. Mari kita jadikan peringatan ini sebagai momentum untuk merefleksikan pentingnya perdamaian, keadilan, dan kemanusiaan. Semoga kejadian serupa tidak akan pernah terulang di masa mendatang.

2. Konflik Tolikara (17 Juli 2015): Merawat Toleransi, Membangun Keharmonisan Bangsa

Sumber gambar: https://pusatkrisis.kemkes.go.id/__asset/__images/content/72tolikara.jpg

Sepuluh tahun yang lalu, pada tanggal 17 Juli 2015, di Kabupaten Tolikara, Papua, terjadi sebuah insiden yang mengguncang rasa persatuan dan toleransi kita sebagai bangsa. Pada hari raya Idulfitri, saat umat Muslim bersiap melaksanakan salat Ied, terjadi kericuhan yang berujung pada pembakaran musala dan sejumlah kios, serta menimbulkan korban luka. Peristiwa ini, yang kemudian dikenal sebagai Konflik Tolikara, adalah pengingat betapa rentannya kerukunan antarumat beragama jika tidak dirawat dan dijaga dengan sungguh-sungguh.

Sebagai Kementerian Kajian Isu dan Strategis, kami merasa perlu untuk kembali merefleksikan peristiwa ini. Bukan untuk membuka luka lama, melainkan untuk mengambil pelajaran berharga demi masa depan Indonesia yang lebih harmonis, damai, dan penuh toleransi.

Apa yang Terjadi di Tolikara?

Insiden di Tolikara bermula dari kesalahpahaman komunikasi dan ketegangan yang muncul terkait pelaksanaan ibadah. Kelompok massa dari Gereja Injili di Indonesia (GIDI) yang sedang mengadakan seminar dan KKR (Kebaktian Kebangunan Rohani) meminta umat Muslim di Karubaga, ibukota Tolikara, untuk tidak melaksanakan salat Idulfitri di lapangan terbuka karena dianggap berdekatan dengan lokasi acara GIDI. Namun, surat permintaan tersebut tidak ditindaklanjuti secara optimal, dan komunikasi yang buruk memperkeruh suasana.

Pada saat salat Idulfitri dimulai, terjadi pelemparan batu yang kemudian memicu kericuhan. Musala Baitul Muttaqin dan beberapa kios dibakar, dan sejumlah orang terluka. Meskipun insiden ini adalah luka dalam, respons cepat dari berbagai pihak, termasuk tokoh agama dan pemerintah, berhasil mencegah eskalasi konflik yang lebih besar.

Mengapa Penting untuk Mengingat dan Belajar dari Tolikara?

• Pentingnya Komunikasi dan Dialog: Konflik Tolikara adalah pelajaran mahal tentang betapa krusialnya komunikasi yang efektif dan dialog antarumat beragama. Kesalahpahaman dapat dihindari jika ada ruang yang cukup untuk berdiskusi, saling memahami, dan mencari solusi bersama.

• Merawat Toleransi dan Kerukunan: Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Keberagaman adalah anugerah, namun juga menuntut kita untuk senantiasa merawat toleransi, saling menghormati, dan hidup berdampingan dalam perbedaan. Insiden Tolikara mengingatkan kita bahwa toleransi bukanlah sesuatu yang statis, melainkan harus terus dipupuk.

• Peran Tokoh Agama dan Masyarakat: Dalam konteks Tolikara, peran cepat dan bijak dari tokoh agama, adat, serta pemerintah daerah dan pusat sangat vital dalam meredakan situasi. Ini menunjukkan pentingnya kepemimpinan yang mampu menenangkan suasana dan mengedepankan persatuan.

• Menghindari Provokasi dan Hoaks: Di era digital saat ini, penyebaran informasi yang salah dan provokatif dapat memperkeruh suasana. Insiden Tolikara mengajarkan kita untuk selalu memverifikasi informasi dan tidak mudah terpancing oleh narasi yang memecah belah.

• Pembangunan Berbasis Keadilan: Konflik seringkali berakar pada masalah sosial dan ekonomi. Pembangunan yang adil dan merata, yang melibatkan seluruh elemen masyarakat, adalah fondasi penting untuk mencegah konflik di masa depan.

Peran Kita sebagai Masyarakat:

Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, kita memiliki peran aktif dalam membangun dan menjaga kerukunan:

• Membangun Dialog: Aktif terlibat dalam dialog antarumat beragama dan antarkelompok masyarakat.

• Menghargai Perbedaan: Menghormati tradisi dan keyakinan orang lain, serta mengakui bahwa perbedaan adalah kekuatan bangsa kita.

• Memerangi Disinformasi: Menjadi agen anti-hoaks dengan tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi, apalagi yang bersifat provokatif.

• Mendukung Mediasi Konflik: Mendukung upaya-upaya penyelesaian konflik secara damai dan mediasi yang dilakukan oleh tokoh masyarakat dan pemerintah.

• Menguatkan Nilai Pancasila: Menghidupkan kembali nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan panduan hidup berbangsa dan bernegara.

Sepuluh tahun telah berlalu sejak insiden di Tolikara. Mari kita jadikan peringatan ini sebagai momentum untuk memperkuat komitmen kita dalam menjaga persatuan, merawat toleransi, dan membangun Indonesia yang lebih damai dan harmonis. Semoga kerukunan abadi senantiasa menyelimuti negeri kita. harmonis.

3. Tsunami Pangandaran (17 Juli 2006)

Sumber gambar: https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/tragedi-gempa-pangandaran-2006.jpg

Tsunami Pangandaran yang terjadi tepat sembilan tahun sebelum terjadinya Konflik Tolikara. Tanggal 17 Juli 2006 merupakan hari yang tak terlupakan bagi masyarakat pesisir Selatan Jawa Barat, khususnya Pangandaran. Pada hari itu, Gelombang raksasa tsunami menerjang setelah gempa bumi berkekuatan 7,7 skala Richter di Samudera Hindia. Peristiwa tragis ini merenggut ribuan nyawa, meluluhlantakkan rumah, fasilitas umum, dan mata pencarian masyarakat. Namun, di balik duka yang mendalam, Tsunami Pangandaran juga menyisakan pelajaran berharga yang harus terus kita kenang dan pahami sebagai bekal menghadapi masa depan.

Sebagai bangsa yang berada di “cincin api” Pasifik, Indonesia adalah wilayah yang sangat rentan terhadap bencana alam, termasuk gempa bumi dan tsunami. Tragedi Pangandaran menjadi pengingat yang menyakitkan akan realitas geografis ini. Banyak korban berjatuhan karena kurangnya pemahaman tentang tanda-tanda tsunami dan minimnya sistem peringatan dini yang memadai pada saat itu. Masyarakat pesisir, yang sebagian besar tidak menyadari bahaya yang mengintai setelah gempa, tidak memiliki cukup waktu untuk menyelamatkan diri.

Tragedi ini menjadi pengingat keras akan kerentanan Indonesia terhadap bencana alam. Dari Pangandaran, kita belajar pentingnya beberapa hal, diantaranya:

• Pentingnya Edukasi Mitigasi Bencana: Masyarakat harus memahami tanda-tanda awal tsunami, seperti gempa bumi yang kuat diikuti surutnya air laut secara tiba-tiba.

• Peran Sistem Peringatan Dini, Pasca-Tsunami Aceh dan Pangandaran, Indonesia telah mengembangkan sistem peringatan dini tsunami (InaTEWS). Penting bagi kita semua untuk mengetahui cara kerja sistem ini, mengenali sirine peringatan, dan memahami jalur evakuasi yang telah ditetapkan.

• Kesiapsiagaan Komunitas. Bencana tidak mengenal waktu. Kesiapsiagaan harus menjadi budaya. Setiap komunitas di daerah rawan bencana perlu memiliki rencana darurat yang jelas, termasuk titik kumpul aman, jalur evakuasi, dan pembagian peran dalam tim penanggulangan bencana. Solidaritas dan gotong royong antarwarga adalah kunci dalam fase tanggap darurat.

• Pembangunan Berbasis Risiko Bencana: Dalam perencanaan pembangunan, baik infrastruktur maupun permukiman, harus selalu mempertimbangkan potensi risiko bencana. Pembangunan yang tangguh terhadap bencana akan mengurangi kerugian jiwa dan materi di masa depan. Ini mencakup pembangunan bangunan tahan gempa, penataan ruang pesisir yang memperhatikan zona aman, dan pelestarian ekosistem pantai seperti hutan mangrove yang dapat berfungsi sebagai penahan alami gelombang.

• Peran Media dalam Penyebaran Informasi: Media memiliki tanggung jawab besar dalam menyebarkan informasi bencana yang akurat dan menenangkan, bukan memicu kepanikan. Masyarakat juga harus cerdas dalam menyaring informasi dan tidak mudah percaya pada hoaks yang dapat memperburuk situasi.Serangan Bom JW Marriott dan Ritz-Carlton (17 Juli 2009): Mengingat Kekerasan, Memperkuat Ketahanan Nasional

4. Serangan Bom JW Marriott dan Ritz-Carlton

Sumber gambar: https://asset.kompas.com/crops/5K1PgecR-VWBrIloFLGFkxWeOpc=/59×0:730×447/1200×800/data/photo/2021/08/30/612c9b19232b6.jpg

Sumber gambar: https://media.zcreators.id/crop/0x0:0x0/750×500/photo/indizone/2022/07/17/4WsPMyy/kilas-balik-13-tahun-bom-bunuh-diri-mega-kuningan-yang-terjadi-beberapa-hari-usai-pemilu95.jpg

Lima belas tahun yang lalu, tepatnya pada 17 Juli 2009, Jakarta diguncang oleh dua ledakan bom dahsyat di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton. Tragedi ini menewaskan 9 orang, termasuk warga negara asing, dan melukai lebih dari 50 lainnya. Serangan terorisme ini, yang dilakukan oleh kelompok jaringan teroris, adalah pengingat menyakitkan akan ancaman nyata yang senantiasa mengintai kedamaian dan keamanan kita.

Sebagai Kementerian Kajian Strategis, kami merasa penting untuk tidak hanya mengenang para korban, tetapi juga menarik pelajaran berharga dari peristiwa ini. Momen 15 tahun ini harus kita jadikan refleksi bersama untuk memperkuat kewaspadaan dan ketahanan nasional dalam menghadapi ancaman ekstremisme.

Kilas Balik Serangan 17 Juli 2009

Serangan bom terjadi hampir bersamaan di dua hotel mewah yang bersebelahan di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan. Bom pertama meledak di restoran Hotel JW Marriott, dan bom kedua meledak di restoran Hotel Ritz-Carlton. Kedua ledakan ini menimbulkan kerusakan parah, menimbulkan korban jiwa dari berbagai latar belakang, dan menciptakan kepanikan meluas.

Investigasi yang mendalam kemudian mengidentifikasi dalang di balik serangan ini adalah jaringan teroris yang terafiliasi dengan Jamaah Islamiyah, dengan Nurdin M. Top sebagai salah satu tokoh kuncinya. Peristiwa ini menunjukkan bahwa ancaman terorisme masih sangat nyata dan terus bermutasi.

Mengapa Penting untuk Mengingat dan Belajar dari Tragedi Ini?

• Ancaman Terorisme Adalah Nyata dan Berbahaya: Tragedi 17 Juli 2009 kembali menegaskan bahwa terorisme bukanlah fiksi, melainkan ancaman nyata yang dapat menyerang siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Kita tidak boleh lengah.

• Pentingnya Kewaspadaan dan Kerja Sama: Keamanan adalah tanggung jawab bersama. Peristiwa ini menunjukkan urgensi kerja sama antara aparat keamanan, swasta (misalnya, pengelola gedung), dan masyarakat untuk meningkatkan sistem keamanan dan deteksi dini.

• Melawan Ideologi Ekstremisme: Serangan terorisme berakar dari ideologi kebencian dan ekstremisme. Mengingat tragedi ini berarti kita harus terus berupaya memerangi penyebaran paham-paham radikal yang dapat memicu kekerasan.

• Menjaga Persatuan dan Toleransi: Teroris bertujuan memecah belah bangsa. Dengan mengingat peristiwa ini, kita diingatkan untuk selalu menjaga persatuan, menghargai keberagaman, dan tidak mudah terprovokasi oleh narasi-narasi yang ingin memecah belah kita.

• Peran Informasi dan Komunikasi: Pasca-kejadian, kecepatan dan akurasi informasi sangat penting untuk meredakan kepanikan dan membantu proses evakuasi. Pentingnya komunikasi yang efektif dalam situasi krisis menjadi pelajaran berharga.

Apa Peran Kita sebagai Masyarakat?

Sebagai warga negara yang bertanggung jawab, kita memiliki peran aktif dalam mencegah dan melawan terorisme:

• Tingkatkan Kewaspadaan: Selalu perhatikan lingkungan sekitar. Laporkan hal-hal yang mencurigakan kepada pihak berwenang.

• Bentengi Diri dari Paham Radikal: Perkuat pemahaman tentang nilai-nilai Pancasila dan agama yang damai. Jangan mudah terpengaruh oleh doktrin kebencian yang disebarkan kelompok ekstremis, terutama melalui media sosial.

• Jaga Persatuan dan Toleransi: Perkuat tali silaturahmi antarwarga. Ingatlah bahwa kekuatan terbesar bangsa kita adalah persatuan dalam keberagaman.

• Berbagi Informasi yang Bertanggung Jawab: Hindari menyebarkan hoaks atau berita provokatif yang dapat menimbulkan keresahan atau ketakutan di masyarakat.

• Dukung Aparat Keamanan: Berikan dukungan penuh kepada TNI dan Polri dalam upaya mereka menjaga keamanan dan memberantas terorisme.

Lima belas tahun telah berlalu sejak serangan bom di JW Marriott dan Ritz-Carlton. Duka dan trauma mungkin masih terasa, namun semangat persatuan dan ketahanan bangsa ini tidak akan pernah padam. Mari kita jadikan peringatan ini sebagai momentum untuk memperkuat komitmen kita dalam menjaga keamanan, melawan ekstremisme, dan membangun Indonesia yang aman, damai, dan sejahtera.Momen Refleksi, Momen Aksi

Empat tragedi pada tanggal 17 Juli ini, meskipun terpisah tahun dan jenisnya, memiliki benang merah yang sama: pentingnya kesadaran kolektif untuk menjaga dan membangun Indonesia yang lebih baik.

Mari kita jadikan setiap peringatan ini sebagai momentum untuk:

• Memperkuat persatuan dan toleransi di tengah keberagaman.

• Meningkatkan kesiapsiagaan kita menghadapi segala bentuk bencana dan ancaman.

• Membangun komunikasi yang efektif dan dialog antar sesama.

• Melawan segala bentuk ekstremisme dan disinformasi yang ingin memecah belah bangsa.

• Menghormati hukum dan mendukung penegakan keadilan.

Dengan belajar dari masa lalu, kita akan mampu membangun masa depan yang lebih aman, damai, dan sejahtera. Mari bersama-sama, kita wujudkan Indonesia yang tangguh dan selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa.

Sumber:

MH17 Ukraine plane crash: What we know. (2020, Februari 26). BBC News. https://www.bbc.com/news/world-europe-28357880

Malaysia Airlines Flight 17 crash: Everything we know about the gunning down of a passenger plane. (2022, November 17). The Independent. https://www.independent.co.uk/travel/news-and-advice/mh17-crash-malaysia-airlines-ukraine-russia-what-happened-a9007826.html

Missile that downed MH17 plane came from Russian military: investigators. (2018, Mei 24). https://www.dawn.com/news/1409738

Komnas HAM segera investigasi insiden di Tolikara. (2015, Juli 20). BBC News Indonesia. https://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2015/07/150719_indonesia_tolikara_komnasham

Tolikara, Idul Fitri 2015: Tentang Konflik Agama, Mayoritas-Minoritas dan Perjuangan Tanah Damai. (2015, Juli 19). Program Studi Agama dan Lintas Budaya Center for Religious and Cross-cultural Studies Graduate School, Universitas Gadjah Mada. https://crcs.ugm.ac.id/tolikara-idul-fitri-2015-tentang-konflik-agama-mayoritas-minoritas-dan-perjuangan-tanah-damai/

KONFLIK SOSIAL DI KABUPATEN TOLIKARA. (2015, Juli 24). Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. https://pusatkrisis.kemkes.go.id/konflik-sosial-di-kabupaten-tolikara

Gempa bumi dan tsunami Jawa 2006. (Terakhir diubah: 2025, Juni 03). Wikipedia. https://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi_dan_tsunami_Jawa_2006

Peringatan Tragedi Tsunami Pangandaran: Mengenang 18 Tahun Tragedi yang Tidak Pernah Terlupakan. (2024, Juli 17). My Pangandaran. https://www.mypangandaran.com/blog/read/ragam/534/peringatan-tragedi-tsunami-pangandaran-mengenang-18-tahun-tragedi-yang-tidak-pernah-terlupakan

Mengenang Gempa dan Tsunami Pantai Selatan Pulau Jawa di 2006. (2023, Juli 18). Kompas.id. https://www.kompas.id/artikel/mengenang-gempa-dan-tsunami-pantai-selatan-pulau-jawa-di-2006

Optimalisasi Peringatan Dini Tsunami, BMKG Bangun Gedung InaTEWS. (2024, Januari 31). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. https://web-aviation.bmkg.go.id/post/optimalisasi-peringatan-dini-tsunami-bmkg-bangun-gedung-inatews-1707127579

Kilas Balik 21 Tahun Bom JW Marriot, Bom Bunuh Diri Tewaskan 12 Orang. Tempo. www.tempo.co/hukum/kilas-balik-21-tahun-bom-jw-marriot-bom-bunuh-diri-tewaskan-12-orang–30637

Pengeboman Jakarta 2009. (Terakhir diubah: 2024, Juli 14). Wikipedia. https://id.wikipedia.org/wiki/Pengeboman_Jakarta_2009

Mengenang 13 Tahun Tragedi Bom JW Marriott dan Ritz-Carlton 2009 di Jakarta. (2022, Juli 18). Kompas.com. https://nasional.kompas.com/read/2022/07/18/16223131/mengenang-13-tahun-tragedi-bom-jw-marriott-dan-ritz-carlton-2009-di-jakarta?page=all

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Share It

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terkait

Laporan Pertanggungjawaban

Kementerian Komunikasi & Informasi

Untuk melihat Laporan Pertanggungjawaban Kementerian Komunikasi & Informasi, silahkan klik link berikut : https://drive.google.com/file/d/15PpF2uZYyY0xPGhE2477BT2t-5RNSETG/view?usp=drivesdk  

Read More »
Laporan Pertanggungjawaban

Kementerian Pemuda dan Olahraga

Untuk melihat Laporan Pertanggung Jawaban Kementerian Pemuda & Olahraga silahkan klik link berikut : https://drive.google.com/file/d/1bZh8uKzRfTTOPIAhgsMkkmaEKDJq58kI/view?usp=drivesdk

Read More »