Hari Buruh Internasional, atau yang dikenal dengan May Day , merupakan simbol perjuangan kelas pekerja di seluruh dunia. Tanggal 1 Mei diperingati sebagai hari untuk menghormati dan memperjuangkan hak-hak buruh. Perjuangan ini tidak hanya terjadi di belahan dunia Barat, tetapi juga di Timur, termasuk di Nusantara. Seiring berjalannya waktu, perjuangan buruh mengalami dinamika, dengan tuntutan yang terus berkembang dan tokoh-tokoh yang muncul sebagai keberpihakannya kepada kaum buruh. Pada Tanggal 1 Mei tahun 2025, Presiden Prabowo Subianto hadir dalam peringatan May Day di Monas, Jakarta, dan menyampaikan rencana kebijakan yang berpihak pada buruh.
Gerakan buruh awal di dunia Barat muncul sebagai respon terhadap Revolusi Industri yang membawa perubahan besar dalam sistem produksi dan kondisi kerja. Pada akhir abad ke-19, buruh di Amerika Serikat dan Eropa menghadapi jam kerja yang panjang, upah rendah, dan kondisi kerja yang buruk. Tuntutan utama mereka adalah pengurangan jam kerja menjadi delapan jam per hari, yang memuncak dalam aksi besar-besaran pada 1 Mei 1886 di Chicago, yang dikenal sebagai Haymarket Affair . Peristiwa ini menjadi tidak penting dalam sejarah gerakan buruh internasional dan menetapkan 1 Mei sebagai Hari Buruh Sedunia.
Tokoh-tokoh penting dalam gerakan ini antara lain Samuel Gompers, pendiri American Federation of Labour (AFL), yang memperjuangkan hak-hak buruh melalui pendekatan reformis. Di Eropa, Karl Marx dan Friedrich Engels memberikan landasan teoritis bagi gerakan buruh melalui karya-karya mereka yang mengkritik kapitalisme. Mereka menginspirasi terbentuknya serikat-serikat buruh dan partai-partai sosialis yang memperjuangkan hak-hak pekerja di berbagai negara.
Bagaimana dengan Nusantara? Di Nusantara, gerakan buruh mulai berkembang pada awal abad ke-20, dipicu oleh ketidakadilan dalam sistem kolonial Belanda. VSTP ( Vereeniging van Spoor-en Tramwegpersoneel ), merupakan serikat buruh buruh api dan trem pertama, berdiri pada tanggal 14 November 1908. bersama dengan keterlibatan Semaun, yang kemudian juga menjadi tokoh penting dalam Partai Komunis Indonesia. Tuntutan mereka meliputi pengurangan jam kerja, kenaikan upah, dan pembentukan badan arbitrase untuk mengakhiri kesenjangan antara buruh dan majikan.
Tokoh-tokoh lain yang berperan penting dalam gerakan buruh Indonesia antara lain Raden Mas Soerjopranoto, yang dikenal sebagai “Raja Mogok” karena memimpin pemogokan besar-besaran di pabrik-pabrik gula pada 1920-an . Istilah “Zaman mogok” adalah istilah yang digunakan oleh Takashi Shiraishi untuk menggambarkan sebuah periode pada akhir 1910-an hingga awal 1920-an, ketika terjadi serangkaian pemogokan buruh di pabrik gula di Jawa, khususnya di Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Pemogokan ini dipimpin oleh Personeel Fabrieks-Bond (PFB), sebuah serikat buruh yang didirikan oleh Raden Mas Soerjopranoto pada tahun 1918 di Yogyakarta, dengan tujuan untuk menuntut “perbaikan material dan spiritual”. Pemogokan ini menjadi perlawanan besar pertama yang dilakukan oleh kaum buruh bumiputra sejak terjadinya proletarisasi di masyarakat Jawa setelah Periode Liberal. Pada saat itu, Yogyakarta menjadi pusat baru gerakan buruh, menggantikan Semarang atau Surabaya yang sebelumnya menjadi markas besar organisasi-organisasi nasional dan serikat buruh. Kawasan Vorstenlanden yang sebelumnya didominasi oleh sistem feodal mulai menggema dengan kegiatan rapat, pemogokan, dan propaganda yang melibatkan buruh.
Di awal abad ke-20, Yogyakarta adalah kawasan yang penuh gejolak, dengan posisi strategis dalam menentukan arah gerakan buruh dan pergerakan nasional pada umumnya. Namun, peran Yogyakarta sebagai pusat pergerakan dan perjuangan buruh seringkali terlupakan dalam sejarah. Sebagian besar sejarah pergerakan dan perjuangan buruh masa kolonial lebih banyak menyoroti gerakan buruh sayap kiri di Semarang, yang mengakibatkan gerakan buruh sering dikaitkan dengan komunisme. Padahal, perjuangan buruh di Yogyakarta lebih dikuasai oleh kelompok nasionalis yang berada di bawah Central Sarekat Islam (CSI).
Pada masa Orde Baru, Marsinah menjadi simbol perjuangan buruh setelah ditemukan tewas akibat penyiksaan usai memimpin aksi menuntut kenaikan upah pada 1993 . Selain itu, Muchtar Pakpahan mendirikan Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI), serikat buruh independen pertama di Indonesia, dan dikenal sebagai pembela buruh yang gigih, dan masih banyak tokoh penting dalam pegiat buruh baik di dunia maupun di nusantara ini yang bias menjadi contoh semangat juang para kaum pekerja.
Kini harapan yang dicita-citakan kaum buruh di Indonesia menuju proses titik terang sebagaimana yang disampakan Presiden Prabowo Subianto Dalam pidatonya pada peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) 1 Mei 2025 di Lapangan Monas, Jakarta, menyampaikan sejumlah rencana komitmen kebijakan yang berpihak pada kaum buruh. Beberapa poin penting yang disampaikanya antara lain sebagai berikut.
1. Pembentukan Dewan Kesejahteraan Buruh Nasional
Presiden Prabowo mengumumkan rencana pembentukan Dewan Kesejahteraan Buruh Nasional yang akan terdiri dari tokoh-tokoh serikat buruh dari seluruh Indonesia. Dewan ini akan bertugas memberikan nasihat langsung kepada Presiden mengenai peraturan perundangan yang tidak berpihak kepada pekerja.
2. Pembentukan Satuan Tugas Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
Untuk menangani kasus pemutusan hubungan kerja, Presiden Prabowo berencana membentuk satuan tugas khusus. Beliau menegaskan bahwa pemerintah tidak akan membiarkan pekerja di-PHK seenaknya dan negara akan turun tangan jika diperlukan.
3. Percepatan Pengesahan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PPRT)
Presiden Prabowo mendukung pengesahan RUU PPRT untuk memberikan perlindungan hukum bagi pekerja rumah tangga. Beliau berjanji untuk mempercepat proses legislasi agar undang-undang ini segera disahkan.
4. Penghapusan Sistem Outsourcing Secara Bertahap
Menanggapi tuntutan buruh, Presiden Prabowo menyatakan akan meminta Dewan Kesejahteraan Buruh Nasional untuk mencari jalan terbaik dalam menghapus sistem outsourcing secara bertahap .
5. Respons Terhadap Keluhan Pajak Buruh
Presiden Prabowo merespons langsung keluhan buruh terkait pengenaan pajak terhadap gaji mereka yang dinilai memberatkan. Beliau berjanji akan mempelajari kembali masalah pajak dan memastikan bahwa pajak yang dikenakan sesuai dengan kemampuan buruh .
6. Penghargaan kepada Marsinah sebagai Pahlawan Nasional
Presiden Prabowo mendukung usulan untuk mengangkat aktivis buruh Marsinah sebagai Pahlawan Nasional. Beliau meminta para pimpinan buruh untuk bermusyawarah dan mengajukan nama yang layak diusulkan, dan jika seluruh pimpinan buruh sepakat, beliau akan mendukung Marsinah menjadi Pahlawan Nasional .
7. Dialog Sosial antara Pemerintah, Buruh, dan Pengusaha
Presiden Prabowo menekankan pentingnya dialog sosial antara pemerintah, buruh, dan pengusaha untuk menciptakan kebijakan yang adil dan berkelanjutan. Beliau berkomitmen untuk memfasilitasi komunikasi yang konstruktif antara semua pihak terkait .
Melalui pidatonya, Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmennya untuk memperjuangkan hak-hak buruh dan meningkatkan kesejahteraan mereka. Kebijakan-kebijakan yang disampaikan diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi kehidupan buruh di Indonesia.
Sejarah panjang perjuangan buruh, baik di dunia maupun di Indonesia, menunjukkan bahwa perubahan sosial dan peningkatan kesejahteraan tidak datang dengan instan. Melalui kerja keras, solidaritas, dan keberanian, para buruh telah berhasil memperjuangkan hak-hak mereka dan menciptakan perubahan yang signifikan dalam masyarakat. Tokoh-tokoh seperti Semaun, Soerjopranoto, Marsinah, Muchtar Pakpahan dan banyak lagi selainya menjadi inspirasi bagi generasi selanjutnya untuk terus memperjuangkan hak kaum pekerja. Pekerjaan kita belum selesai.
Disetiap pakaian yang kita pakai ada keringat buruh!
Disetiap kendaraan yang kita pakai ada keringat buruh!
Disetiap makanan yang kita makan ada keringat buruh!
Hari Buruh! Hari Buruh!
Selamat Hari Buruh!
Sumber:
Dihni, VA (2022, 30 November). KataData.co.id. Diambil dari Ekonopedia: https://katadata.co.id/ekonopedia/sejarah-ekonomi/63870fcda18d7/sejarah-demonstrasi-buruh-menuntut-kenaikan-upah-di-indonesia
Abimanyu, Y. (2021, Mei 1). Historia.id. Diambil dari https://historia.id/politik/articles/aksi-mogok-kerja-buruh-pribumi-di-masa-kolonial-DBq8M
Fadillah, R. (1 Mei 2022). Brilio.net. Diambil dari https://www.brilio.net/news/mengenal-sejarah-singkat-hari-buruh-atau-may-2205013.html
Semaun. (1952). Sejarah Gerakan Buruh di Indonesia. Diperoleh dari Marxists.org: https://www.marxists.org/indonesia/indones/1952-AiditSejarahGerakanBuruhIndonesia.htm
berita tvOne. (2024, 1 Mei). Pidato Lengkap Presiden Terpilih Prabowo Subianto di Perayaan Hari Buruh Sedunia 2024. Diambil dari YouTube: https://youtu.be/RiaOJZ4ZnDE?si=uFRf2jbGLYgenOSX